Apa Artinya Mematuhi Perintah-perintah Allah

Posted by : wartajab Juni 29, 2025

1 Yohanes 5:3
“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.”

Agama yang sah tidak cukup untuk membawa jiwa ke dalam keselarasan dengan Tuhan.

Ortodoksi yang keras dan kaku dari orang Farisi, yang tidak memiliki penyesalan, kelembutan, atau kasih, hanyalah batu sandungan bagi orang berdosa.

Mereka seperti garam yang telah kehilangan rasanya; karena pengaruh mereka tidak memiliki kuasa untuk menjaga dunia dari kebinasaan.

Satu-satunya iman yang sejati adalah yang “bekerja oleh kasih” (Galatia 5:6) untuk memurnikan jiwa. Itu seperti ragi yang mengubah karakter.

Nabi Hosea telah menunjukkan apa yang merupakan hakikat Farisi, dalam kata-kata, “Israel adalah pokok anggur yang kosong, ia menghasilkan buah bagi dirinya sendiri.” (Hosea 10:1.)

Dalam pelayanan mereka yang mengaku kepada Tuhan, orang-orang Yahudi sebenarnya bekerja untuk diri sendiri.

Kebenaran mereka adalah buah dari upaya mereka sendiri untuk menaati hukum menurut gagasan mereka sendiri dan untuk keuntungan egois mereka sendiri.

Oleh karena itu tidak mungkin lebih baik dari mereka.

Dalam usaha mereka untuk menjadikan diri mereka suci, mereka mencoba mengeluarkan sesuatu yang bersih dari sesuatu yang najis.

Hukum Allah sama sucinya dengan Dia yang kudus, sama sempurnanya dengan Dia yang sempurna.

Hukum itu menyajikan kepada kita kebenaran Allah.

Mustahil bagi kita, dengan kekuatan kita sendiri, untuk menaati hukum ini; karena sifat kita telah rusak, cacat, dan sama sekali tidak seperti karakter Allah.

Pekerjaan hati yang egois adalah “seperti sesuatu yang najis;” dan “segala kesalehan kami seperti kain kotor.” (Yesaya 64:6.)

Meskipun hukum itu kudus, orang-orang Yahudi tidak dapat memperoleh kebenaran dengan usaha mereka sendiri untuk menaati hukum.

Para pengikut Kristus harus memperoleh kebenaran yang karakternya berbeda dari orang-orang Farisi, jika mereka ingin masuk ke dalam kerajaan surga.

Allah menawarkan kepada mereka, di dalam Anak-Nya, kebenaran hukum yang sempurna.

Jika mereka mau membuka hati mereka sepenuhnya untuk menerima Kristus, maka kehidupan Allah sendiri, kasih-Nya, akan tinggal di dalam mereka, mengubah mereka menjadi serupa dengan-Nya sendiri; dan dengan demikian melalui pemberian cuma-cuma dari Allah mereka akan memiliki kebenaran yang dituntut oleh hukum.

Namun orang Farisi menolak Kristus; “karena tidak mengenal kebenaran Allah dan berusaha untuk menegakkan kebenaran mereka sendiri” (Roma 10:3), mereka tidak mau menundukkan diri mereka kepada kebenaran Allah.

Yesus melanjutkan dengan menunjukkan kepada para pendengar-Nya apa artinya menaati perintah-perintah Allah—bahwa itu adalah reproduksi dalam diri mereka karakter Kristus.

Karena di dalam Dia, Allah dinyatakan setiap hari di hadapan mereka.—Thoughts from the Mount of Blessings, 53-55 HB 184.2 – HB 184.5

Berdoalah agar karakter Kristus dinyatakan setiap saat oleh kita yang mengaku sebagai anak-Nya.(*)

 


Biodata: Pulo Lasman Simanjuntak, adalah seorang rohaniawan dari jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jatinegara Jakarta Timur. Dalam jabatan pelayanan pernah menjadi anggota majelis gereja, penatua jemaat, dan saat ini sebagai diakon serta guru sekolah sabat (SS) atau guru Injil/Alkitab. Sehari-harinya juga dikenal sebagai wartawan dan sastrawan.Bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

RELATED POSTS
FOLLOW US