Siapakah Ananda Sukarlan yang Baru Saja Membawa Bandung ke Peta Musik Klasik Nasional?

Posted by : wartajab September 11, 2024 Tags : Ananda Sukarlan , Bandung , Klasik

BANDUNGBaru saja Bandung kedatangan pianis; komponis dunia, Ananda Sukarlan, yang mengikutsertakan kota ini dalam rangkaian Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+) yang didirikannya.

Kompetisi Pianis Ananda Sukarlan: Merayakan Musik, Puisi, dan Talenta Muda

Berkat kompetisi ini, tiga vokalis (Hanna Anindya, Melana Daniela Nguru dan Yudith Octorina) serta 16 pianis muda dari Jawa Barat mendapatkan hak bertanding di babak Final KPN+ di Jakarta, 8 Desember nanti bersama para pemenang dari Medan, Palembang, Bogor, Depok, Bekasi dan Jakarta.

Tapi masih banyak yang belum mengenal sosok yang sudah melanglang buana ini. Harian Sydney Morning Herald dari Australia telah menyebutnya sebagai “one of the world’s leading pianists, at the forefront of championing new piano music”.

Ananda menciptakan ratusan karya untuk piano yang kini dimainkan ratusan, bahkan ribuan pianis di seluruh dunia, yang paling terkenal adalah; Rapsodia Nusantara.

Setiap nomor dari Rapsodia Nusantara (yang kini berjumlah 40 lebih) didasari oleh satu atau lebih motif dan melodi dari lagu etnik/daerah dari satu propinsi di Indonesia. Karya-karya ini memang cukup sulit sehingga para peserta KPN+, baik di Bandung maupun di kota-kota lain belum bisa memainkannya, tapi Rapsodia Nusantara sudah menjadi semacam “lagu wajib”; untuk Kompetisi Ananda Sukarlan Award yang sudah berlangsung sejak 2008 setiap dua tahun di Jakarta.

Ini bukan pertama kalinya ia “berburu” talenta di Bandung. Sang Maestro pernah mengadakan kompetisi Ananda Sukarlan Award (ASA) di Bandung tahun 2012, dengan juri-juri para pianis internasional: Andrew Ma Cong (Hongkong), Albert Tiu (Filipina), Dr Nicholas Ong (Malaysia), Dr. Edith Widayani (Indonesia, pemenang ASA tahun sebelumnya, 2010).

Walaupun ia memulai karirnya sebagai pianis, kontribusinya yang juga tak kalah penting untuk musik klasik Indonesia adalah dalam genre Tembang Puitik. Ada kategori untuk Tembang Puitik juga di ASA, yang tadinya diselenggarakan terpisah oleh Amadeus Performing Arts dan pendirinya Patrisna May Widuri di Surabaya tahun 2011, dan kemudian digabungkan di Jakarta mulai tahun 2020.

Dalam bidang ini, kompetisi ASA telah mengorbitkan beberapa vokalis klasik dari Bandung seperti Inggrid Patricia dan
almarhum Adi Didut Nugroho yang kemudian sempat menjadi dirigen Paduan Suara ITB sebelum wafat tahun lalu (2023).
Ananda Sukarlan telah diakui banyak negara sebagai komponis Indonesia yang paling inovatif dan produktif dalam menciptakan Tembang Puitik, yaitu karya musik yang tercipta berdasarkan karya puisi yang sudah ditulis oleh penyair / sastrawan.

Lebih dari 500 karya untuk vokalis diiringi piano atau instrumen lain telah ia ciptakan dalam bahasa Inggris, Spanyol dan Indonesia.

Pada tahun 2016, pemerintah Spanyol memintanya untuk membuat musik dari berbagai puisi dua sastrawan Spanyol paling terkemuka dalam rangka peringatan 400 tahun wafatnya Miguel Cervantes (1547-1616) dan 80 tahun wafatnya Federico Garcia Lorca (1898-1936).

Ananda menciptakan 4 (empat) tembang puitik yang diperdanakan oleh soprano Mariska Setiawan di Ubud Writers and Readers Festival, Bali, dan sejak itu telah dinyanyikan oleh banyak vokalis klasik Spanyol dan negara-negara Amerika Selatan. Negara Ecuador ingin mengulang kesuksesan tembang puitik Ananda Sukarlan atas karya-karya penyair Spanyol tersebut. Jorge Carrera Andrade (1903-1978) bisa dianggap sebagai penyair paling terkemuka negara tersebut.

Mahakaryanya yang paling mendunia adalah “Microgramas”, sebuah kumpulan dari banyak puisi pendek dimana hanya dalam 3 baris saja ia dapat menggambarkan sesuatu (binatang, kejadian, atau alat seperti mesin tik) dengan metafora yang sangat kuat. Ananda pun diminta untuk membuat musik dari berbagai puisi Andrade, dan terciptalah “Andradiana”.

World Premiere atau pertunjukan perdana mahakarya baru ini diselenggarakan atas kerjasama Bimasena dan Kedutaan Besar Ekuador di Indonesia, mengambil tempat di Nusantara Ballroom, Hotel Dharmawangsa, 20 Oktober 2023. Penyanyi tenor muda William Prasetyo mendapat kehormatan untuk memperdanakan Andradiana, setelah ia meraih kejuaraan di Kompetisi Vokal Tembang Puitik Ananda Sukarlan tahun sebelumnya. (Hans Yogo)

RELATED POSTS
FOLLOW US