Kompetisi Pianis Ananda Sukarlan: Merayakan Musik, Puisi, dan Talenta Muda

Posted by : wartajab September 4, 2024

Dalam dunia seni musik klasik, nama Ananda Sukarlan tidaklah asing. Pianis dan komponis kenamaan Indonesia ini telah menciptakan banyak karya yang menggugah, memadukan elemen-elemen musik tradisional dengan teknik klasik yang canggih. Baru-baru ini, kompetisi pianis yang diadakan oleh Ananda Sukarlan kembali menggemparkan dunia seni dengan menyatukan puisi dan musik dalam satu panggung kompetisi yang penuh talenta.

Pada 1 September 2024, di Bandung, berlangsung Kompetisi Piano Nusantara (KPN), yang merupakan salah satu ajang bergengsi bagi para pianis muda Indonesia. Kompetisi ini dibagi dalam beberapa kategori usia dan tingkat kemampuan, yang memperlihatkan bakat-bakat cemerlang dari berbagai penjuru negeri.

Di kategori Usia Dini A, Jingga Abiyu Athalla berhasil meraih juara 1 dengan permainan yang memukau, sementara Chelsea Azalia Winarto dan Rebecca Ariella Gunawan masing-masing menempati posisi juara 2 dan juara 3. Untuk kategori Usia Dini B, Celine Jane tampil gemilang dengan memenangkan juara 1, diikuti oleh Mischa Eloise Siswanto di posisi juara 2 dan Angel Yap di posisi juara 3.

Kategori Pemula B juga menghadirkan talenta-talenta luar biasa, dengan Rachel Charlotte Gunawan yang berhasil meraih juara 1, Elvania Gildan di posisi juara 2, dan Jane Patricia Kang sebagai juara 3. Di kategori Pemula C, Rafella Kirana Kamarga menunjukkan kepiawaiannya hingga berhasil memenangkan juara 1, sementara Skolastika Alena Zeca Toho berada di posisi juara 3.

Pada kategori Menengah B, Lawrence Cedric Senjaya berhasil meraih juara 3, sementara di kategori Menengah C, Hawden keluar sebagai juara 1 dengan penampilan yang memukau, diikuti oleh Mikaela Anthea Kamarga yang meraih juara 3.

Untuk kategori Lanjutan A, Reynard Jeremy Chandra memenangkan juara 1, menunjukkan kematangan teknik dan interpretasi yang luar biasa. Sementara itu, Gabriella meraih juara 3 di kategori Lanjutan C, menampilkan performa yang tak kalah mengesankan.

Yang tak kalah menarik, dalam kompetisi ini juga terdapat kategori Tembang Puitik, sebuah kategori yang unik di mana para peserta menampilkan karya musik yang diadaptasi dari puisi. Di kategori ini, Hanna Anindya berhasil memenangkan juara 1 dengan interpretasinya yang luar biasa. Melana Daniela Nguru meraih juara 2, dan Yudith Octorina, dengan penampilannya yang memukau, berhasil meraih juara 3. Yudith menyanyikan “September Tuarang”, sebuah puisi karya Rissa Churria yang telah digubah menjadi tembang puitika oleh Ananda Sukarlan. Penampilan Yudith mampu menghidupkan kembali nuansa emosional dari puisi tersebut, membuat para juri dan penonton terpukau.

Kompetisi ini dinilai oleh juri yang kompeten di bidangnya, termasuk Ananda Sukarlan sendiri, serta Yohannes Siem, pendiri dan ketua Asosiasi Guru Piano Bandung. Kehadiran para juri ini menambah kredibilitas dan kualitas penilaian dalam kompetisi ini, memastikan bahwa setiap peserta dinilai dengan standar yang tinggi.

Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang pembuktian bagi para pianis dan vokalis muda, tetapi juga merupakan panggung untuk mengapresiasi karya sastra yang dihidupkan kembali dalam bentuk musik. Kolaborasi antara puisi dan musik ini mencerminkan kekuatan seni untuk menyatukan berbagai elemen budaya dan mengekspresikan keindahan yang melampaui kata-kata.

Kemenangan Yudith dalam kompetisi ini menjadi bukti bahwa musik dan puisi dapat bersinergi dengan harmonis, menciptakan pengalaman artistik yang mendalam. Karya Rissa Churria yang diinterpretasikan oleh Ananda Sukarlan dan dinyanyikan oleh Yudith, bukan hanya menambah dimensi baru pada puisi tersebut, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk terus mengeksplorasi potensi seni di berbagai bidang.

Keberhasilan para peserta dalam kompetisi ini menunjukkan betapa pentingnya pengembangan bakat dan dedikasi terhadap seni. Dengan bimbingan dari maestro seperti Ananda Sukarlan, talenta-talenta muda seperti Yudith, Jingga, Celine, dan lainnya mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan menunjukkan kemampuan mereka di panggung internasional.

Kompetisi pianis ini bukan hanya sekadar ajang untuk menunjukkan kemampuan teknis, tetapi juga merupakan ruang untuk mengekspresikan jiwa seni yang murni dan menggali kedalaman emosi yang dapat disampaikan melalui musik. Ananda Sukarlan, melalui karyanya, sekali lagi berhasil membawa seni musik klasik Indonesia ke panggung yang lebih luas, memperkenalkan kekayaan budaya kita kepada dunia.

Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+) akan berlanjut akhir pekan depan di Medan. Pada 8 September 2024, KPN+ akan berlangsung di Avia Music Center. Setelah pengumuman pemenang pukul 16.00, Ananda Sukarlan akan memberikan temu muka dan bincang-bincang dengan para guru musik yang juga terbuka untuk umum dari pukul 17.00 hingga 18.00 di tempat yang sama. Di sini, Ananda Sukarlan akan didampingi oleh juri Dr. Christine Utomo, yang meraih gelar Doktor di USC Thornton School of Music dengan dosen utama pianis Norman Krieger, dan kini adalah Associate Professor of Piano Performance di College of Chinese & Asean Arts di Chengdu, China.

Dengan prestasi ini, para pemenang telah menorehkan namanya dalam sejarah kompetisi ini, memberikan inspirasi kepada banyak musisi muda lainnya untuk terus berkarya dan mengejar mimpi mereka dalam dunia seni. Kompetisi ini bukan hanya merayakan kemenangan, tetapi juga merayakan keindahan seni yang tercipta dari kolaborasi dan dedikasi yang tiada henti. (penulis: Rissa Churria)

 


Tentang penulis: Rissa Churria adalah pendidik, penyair, esais, pelukis, aktivis kemanusiaan, pemerhati masalah sosial budaya, pengurus Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), pengelola Rumah Baca Ceria (RBC) di Bekasi, anggota Penyair Perempuan Indonesia (PPI), saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat, sudah menerbitkan 7 buku kumpulan puisi tunggal, 1 buku antologi kontempelasi, serta lebih dari 100 antologi bersama dengan para penyair lainnya, baik Indonesia maupun mancanegara. Rissa Churria adalah anggota tim digital dan siber di bawah pimpinan Riri Satria, di mana tugasnya menganalisis aspek kebudayaan dan kemanusiaan dari dunia digital dan siber.

RELATED POSTS
FOLLOW US