Akhirnya. Menteri Kebudayaan Fadli Zon Siap Dukung Hari Puisi Indonesia!

Jakarta – “Hari ini (23/06/2025) saya didampingi Wakil Menteri Kebudayaan RI menerima kedatangan Panitia Pencanangan Hari Puisi Indonesia 2025 di Kementerian RI yang dipimpin Bapak Asrizal Nur dan Ibu Linda Djalil. 

Dalam pertemuan tersebut kami membahas terkait usulan Hari Puisi Indonesia pada 26 Juli 2025 yang diambil dari hari lahir Chairil Anwar, sang pelopor puisi modern. Hadir sejumlah sastrawan Indonesia, di antaranya Sutardji Calzoum Bachri, yang memberikan masukan untuk perkembangan sastra Indonesia, ” Demikan ujar Menteri Kebudayaan, Fadli Zon yang diunggah di akun X pribadinya.

Unggahan itu memberi harapan bahwa tidak lama bangsa Indonesia akan resmi memiliki Hari Puisi Indonesia (HPI). Pernyataan yang sangat positif bagi dunia kesusastraan terutama perpuisian di negeri ini.

Isyarat dipenuhinya usulan Hari Puisi Indonesia setiap 26 Juli –yang diambil dari hari lahir penyair Chairil Anwar itu, menguat setelah tim yang dipimpin Ketua Yayasan Hari Puisi (YHP)  Asrizal Nur beraudiensi dan menyerahkan dokumen penting surat permohonan, proposal, dan kajian akademik kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Jakarta,  Senin (23/06/25)

“Sebagai Ketua Dewan Pembina YHP saya sangat hormat dan berterimakasih atas dukungan dan perhatian Bapak Menteri Kebudayaan Dr Fadli Zon terhadap eksistensi Hari Puisi Indonesia (HPI) 26 Juli yang sudah dirayakan sejak tahun 2013,” ungkapnya, Kamis (25/06).

Menurut Rida, dengan adanya pengakuan dan pengesahan darı Pemerintah, HPI akan menjadi bahan dari hari puisi dunia seperti Hari Puisi yang sudah ada selama ini dan dimiliki berbagai negara.

“Seperti Hari Puisi Dunia yang dtetapkan oleh  UNESCO, YHP akan berusaha ikut serta bersama pemerintah untuk menjadikaan puisi dan kepenyairan Indonesia  menjadi warga dan masyarakat  sastera dunia. Melalui upaya penerbitan buku maupun festival dan event sastera lainnya,”  pungkasnya melalui rilis yang dikirimkan Yayasan Hari Puisi Indonesia kepada media.

Sedangkan Anggota Dewan Pembina YHP Sutardji Calzoum Bachri mengungkapkan kebahagiaannya karena pertemuan dengan Menteri Kebudayaan berjalan lancar.

“Semua usul-usul dari pihak Yayasan Hari Puisi diterima pak Menteri dengan baik,” ucapnya.

Hangat dan konstruktif

Ketua YHP Asrizal Nur mengungkapkan, audiensi yang kedua kalinya dengan Menteri Kebudayaan itu berlangsung dalam suasana hangat dan konstruktif.

Disamping menyampaikan pentingnya Indonesia memiliki Hari Puisi, pada acara itu Asrizal Nur juga menyampaikan sejumlah usulan program antara lain pemasangan puisi karya penyair nasional di ruang publik, pelatihan-pelatihan penulisan puisi,   dan penerbitan buku dan majalah sastra secara rutin.

“Pak Menteri menyambut baik usulan program itu.  Buat saya semua ini bertujuan untuk memberikan manfaat kepada penyair Indonesia dan masyarakat luas, ” ujar Asrizal.

“Sikap dan sambutan Pak Menteri Kebudayaan sungguh luar biasa baiknya,” ungkap Wakil Ketua YHP Dany Susanto.

Menurut dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia dan penerjemah itu,  pertemuan kedua kalinya iini lebih merupakan tindak lanjut penyerahan surat pernohonan dan proposal dari YHP sebagaimana diminta Fadli Zon pada pertemuan pertama Desember  2024 lalu.

“Beliau sangat mendukung inisiatif kami karena beliau sendiri memang termasuk ‘penggila’ puisi,” tutur Dany.

Dany  optimis usulan Hari Puisi Indonesia akan diterima Menteri Kebudayaan karena momentumnya tepat.

Kajian Akademik

Ungkapan senada disampaikan Bendahara dan Sekretari YHP Ewit Bahar dan Sofyan RH Zaid.

“Menteri Kebudayaan Fadli Zon tidak ragu untuk mendukung dan meresmikan Hari Puisi Indonesia (HPI),” ujar Ewith Bahar.

Alasannya,  tambah dia, program yang memuliakan puisi ini sudah menjadi agenda tahunan selama 13 tahun dan melibatkan banyak tokoh seperti Fadli Zon,  mantan Wapres Jusuf Kalla, para menteri dan gubernur, serta sejumlah duta besar negara sahabat  untuk diajak mencintai puisi.

“Pertimbangan yang lebih penting adalah karena sastra dan puisi adalah napas kebudayaan negeri kita yang patut ditempatkan pada posisi yang pantas,” tambah penulis  buku Chairil Anwar Hidup 1000 Tahun Lagi.

Sofyan Zaid menambahkan, dokumen yang diserahkan kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada pertemuan itu adalah surat permohonan, proposal,  dan kajian akademik setebal 126 halaman tentang latar belakang usulan kenapa Indonesia harus memiliki Hari Puisi pada 26 Juli. (srs)

“Pak Fadli Zon nampak senang menerimanya dan mengatakan akan mempelajari dokumen itu sebelum mengesahkan Hari Puisi pada 26 Juli,” ungkap Sofyan./HS

RELATED POSTS
FOLLOW US