SUMEDANG – Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengungkapkan uji coba program makan siang bergizi di Sumedang, tepatnya di SD Negeri Pamoyanan 2, Kecamatan Jatigede, menggunakan bahan baku lokal dari sekitaran Sumedang.
Penggunaan bahan baku lokal ini, kata Bey, bertujuan agar turut meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar Sumedang sendiri.
“Petani lokal juga diberdayakan, misalnya beras dari daerah sini (lokal). Jadi diharapkan ekonomi dari daerah sini juga akan lebih tumbuh lagi,” kata Bey dalam keterangannya di Bandung, Rabu.
Meski demikian, Bey mengungkapkan bahwa menu makanan yang diberikan pun sudah sesuai standar dengan menghadirkan kandungan gizi yang seimbang.
“Gizi diperhatikan, serta cara masaknya sudah baik dan tadi ada minuman susu juga sudah sesuai,” ucapnya.
Bey sendiri meninjau langsung pelaksanaan uji coba program makan siang bergizi di SD Negeri Pamoyanan 2, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang pada Rabu itu.
Dalam peninjauannya itu, Bey menilai pemberian makan siang bergizi yang dilakukan di SDN 2 Pamoyanan menjadi contoh yang sudah sesuai dengan standar di lapangan.
Hal itu diungkapkan Bey saat melihat secara langsung menu makanan yang dilahap para siswa.
“Saya lihat dari hulunya dimulai kebersihan di tempat masak, kemudian jenis makanan yang dipilih, dan tempat untuk makan sudah sesuai standar dan dipantau terus oleh teman-teman di Kabupaten Sumedang,” ujar Bey.
Selain itu, Bey mengatakan bahwa anak-anak di SDN Pamoyanan 2 sangat menyukai menu makanan yang diberikan, di mana dibuktikan dengan tak ada makanan yang tersisa. “Saya lihat makanannya habis semua, jadi dirasa sudah sesuai dengan selera anak-anak,” tuturnya.
Namun Bey tetap mewanti-wanti Pemkab Sumedang agar memperhatikan kebersihan, ketepatan waktu pengiriman jika nanti jumlah siswa yang menerima program makan siang bergizi bertambah.
Sementara itu Penjabat Bupati Sumedang Yudia Ramli menuturkan bahwa uji coba program makan siang bergizi sudah memasuki hari ke-20 dan berjalan lancar.
Skema yang dilakukan adalah partisipasi kolaborasi dari berbagai elemen, salah satunya BUMD di Sumedang.
“Ini memang skema di Sumedang, untuk uji coba pertama bulan pertama hingga hari ke-20 ini partisipatif, artinya biaya dari iuran BUMD, kemudian masyarakat dan sebagainya. Untuk bulan kedua, kita akan menggunakan setengah APBD, yang diambil dari dinas pendidikan. Nilainya Rp152 juta per bulan untuk 420 murid di dua SD,” ujarnya.
Terkait penggunaan bahan baku lokal, Yudia menjelaskan dalam program di SD Negeri Pamoyanan 2 tersebut menggunakan bahan baku lokal yang berada di Kecamatan Jatigede.
“Jadi tadi Pak Gubernur melihat mekanisme dan alurnya. Untuk makanan diambil dari bahan baku lokal seperti di Jatigede. Misalnya buah-buahan, di sini banyak melon dan pepaya yang diambil dari kawasan ini,” tutur Yudia.(ant)