Bakul Budaya FIB UI Menutup November dengan “Healing, Musik, dan Candi”

Posted by : wartajab Desember 1, 2024

DEPOK – Di penghujung November 2024, Bakul Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) kembali menggelar bincang-bincang Bakul Budaya bertajuk “Healing, Musik, dan Candi,” yang berlangsung di auditorium Gedung I, FIB UI, Sabtu, 30 November 2024, pukul 09.30-12.00 WIB.

Acara ini merupakan kolaborasi antara Bakul Budaya FIB UI dengan dua musisi ternama, Syaharani dan Sonny Hudisaksono, yang tergabung sebagai Syaharani x Sonny Hudisaksono.

Melalui bincang-bincang ini, mereka memperkenalkan dua single terbaru, “Saga” dan “Freeway,” yang terinspirasi oleh candi sebagai peninggalan budaya masa lalu. Bagaimana sebuah proses kreatif dari hasil membaca setumpuk literasi tentang candi bisa menghasilkan sebuah lagu yang begitu “deep” dipaparkan oleh keduanya.

Acara diskusi yang dihadiri sekitar 140 peserta ini juga diperkaya dengan kehadiran narasumber ahli, Prof. Dr. Agus Aris Munandar, seorang arkeolog dan Ketua Dewan Guru Besar FIB UI, yang membahas Komplek Percandian Buddha Muaro Jambi dan Kompleks Percandian Hindu Gunung Penanggungan. Tentang sejarah keberadaan candi-candi sebagai tempat ibadah dan sebagai simbol peradaban masa silam dibahas secara singkat namun padat oleh Prof. Agus.

Dari bincang-bincang ini, baik Syaharani, Sonny Hudisaksono mapun Prof. Agus Aris Munandar, berharap dapat menjalin kolaborasi yang lebih luas lagi di masa yang akan datang.

Selain diskusi interaktif, acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan musik dari Syaharani x Sonny Hudisaksono. Koreografi “Saga dalam Gerak Tari” oleh pengajar tari Bakul Budaya FIB UI, Emma Wuryandari, dan ada kuliner khas bakul yang biasa disebut “Pasar Bakul”.

Sebagai penutup dari acara ini, Ketua Umum Bakul Budaya Dewi Marhaeni mengatakan, “Kolaborasi ciamik dari pelaku budaya dan akademisi yang terinspirasi dari peninggalan budaya leluhur kita terbukti mampu menjadi sarana pengenalan budaya untuk para generasi muda dengan pendekatan yang lebih mudah diterima.

Dewi berharap ke depan akan lebih banyak lagi kolaborasi-kolaborasi lain sebagai wadah atau sarana dalam mengenalkan budaya dan sejarah Nusantara dengan pendekatan yang mudah diterima oleh generasi penerus dan sekaligus menginspirasi generasi muda dalam mengenali jati diri bangsa mereka.

“Dan ini sebagai salah satu bentuk upaya pemajuan kebudayaan nasional Indonesia,” ujarnya.

(Humas Bakul Budaya)

RELATED POSTS
FOLLOW US