Merayakan Keberagaman Budaya Peranakan Tionghoa di Indonesia
DEPOK – Merayakan Cap Go Meh, Komunitas Bakul Budaya menggelar acara bertajuk “Cap Go Meh ala Bakul Budaya di Kampus UI” di pelataran Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Rabu (12/2). Acara ini bertujuan memperkenalkan serta memperkuat pemahaman tentang budaya peranakan Tionghoa sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Cap Go Meh adalah perayaan penutup serangkaian Imlek (yang pada tahun 2025 ini berlangsung 29 Januari). Cap Go Meh selalu bersamaan dengan bulan sedang bersinar penuh.
Perayaan Cap Go Meh dibuka dengan Pasar Bakul, yang menghadirkan beragam kuliner khas peranakan Tionghoa serta produk fashion yang mencerminkan warisan budaya tersebut. Pengunjung dapat menikmati hidangan tradisional seperti lontong Cap Go Meh, bakso, siomay, lumpia, dan masih banyak lagi. Selain itu, tersedia pula beragam produk fashion seperti batik, kebaya encim, dan pernak-pernik khas peranakan Tionghoa.
Acara berlanjut dengan sesi Bincang-bincang Budaya Bersama Dr. Rahadjeng Pulungsari Hadi (Dosen Prodi Cina FIB UI) dan Notty J. Mahdi (antropolog, peneliti, dan kolektor wastra Nusantara). Keduanya berbicara tentang pengaruh budaya Tionghoa terhadap budaya Indonesia, di antaranya arsitektur, wasta dan kuliner.
Selain diskusi budaya, terdapat pula peragaan bain batik peranakan Tionghoa dan kebaya encim yang dibawakan oleh mahasiswa Program Studi Cina FIB UI. Lebih dari 120 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari civitas akademika UI, komunitas budaya, hingga masyarakat umum, hadir dan menunjukkan antusiasme tinggi melalui diskusi yang interaktif dan penuh semangat.
Acara ini terselenggara atas kerja sama Komunitas Bakul Budaya FIB UI dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, ILUNI FIB UI, dan Program Studi Sastra Cina. Rangkaian acara ditutup dengan meriah melalui penampilan tari Yapong oleh Namiyah (peserta termuda Bakul Budaya), penampilan musik dari Bakul Swara dan barongsai.
“Dengan Cap Go Meh, kita merayakan keberagaman di negeri ini. Sesuai misi Bakul Budaya untuk melestarikan budaya dan merajut kebinekaan, slogan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ harus benar-benar diwujudkan, bukan sekadar slogan kosong. Inilah salah satu upaya nyata Bakul Budaya dalam pemajuan kebudayaan dari akar rumput,” kata Ketua Umum Bakul Budaya, Dewi Fajar Marhaeni, dalam sambutan pembukaan.
Sementara Dekan FIB UI, Dr. Bondan Kanumoyoso, mengapresiasi pelaksanaan perayaan Cap Go Meh.
“Kegiatan ini merupakan upaya penting dalam merawat keberagaman dan memperkuat budaya nasional. Semangat untuk terus menguatkan jati diri bangsa Indonesia dipupuk dan dikembangkan melalui acara seperti ini. Komunitas Bakul Budaya FIB UI telah menunjukkan komitmen yang nyata dalam memajukan kebudayaan Indonesia,” kata Bondan Kanumoyoso.
Tak hanya merayakan budaya, acara ini juga mengusung gerakan peduli lingkungan bertajuk “Ramah dari Rumah”, yang mendorong peserta untuk membawa perlengkapan pribadi guna meminimalkan penggunaan plastik sekali pakai dan mengurangi sampah.
Ketua ILUNI FIB UI, Patria Ginting, turut menyampaikan apresiasinya. “Acara Cap Go Meh oleh Bakul Budaya adalah perayaan salah satu kekuatan terbesar Indonesia, yaitu keragaman budayanya. Terima kasih kepada seluruh teman-teman di Bakul Budaya yang konsisten membangkitkan semangat multikulturalisme Indonesia. Justru dalam keragaman, kita menemukan persatuan,” kata Patria Ginting.(hms)

