Sedekah SPG 200 Bungkus Setiap Hari, Haji Suratto: Lebih Baik Sedikit Tapi Rutin

Posted by : wartajab Mei 10, 2024

BOGOR – Setiap pagi, pk 08.00 WIB, di Jl. Letda Nasir, Gunung Putri, Kab. Bogor, tepatnya di sebelah gerbang masuk komplek Puri Cikeas, terlihat puluhan orang berkerumun. Tapi hanya hitungan menit kerumunan itu sudah lenyap.

Mereka, warga sekitar dan pengguna jalan, termasuk ojol, sedang antre nasi bungkus untuk sarapan pagi, sebagai program Sarapan Pagi Gratis (SPG). Mereka tertib mengular untuk menerima nasi bungkus yang disiapkan petugas.

Antrean itu sesekali ditingkahi teriakan dari relawan SPG, “Ayo, nasi bungkus gratis… nasi bungkus gratis!” Tak ayal, karena seruan itu, beberapa pengendara motor berhenti dan ikut antre.

Sebanyak 200 nasi bungkus setiap pagi disiapkan di program SPG ini. Mulai pukul 08.00 WIB.

“Dulu 100 nasi bungkus setiap pagi, tapi sejak tanggal 10 Mei ini 200 nasi bungkus setiap pagi,” kata Heni Sumarni, koordinator lapangan SPG.

Nasi liwet yang dikemas plastik mika tersebut setiap 3 hari sekali lauknya berbeda, antara lain ikan tongkol, ayam suwir dan tempe.

Siapakah dermawan di balik program SPG yang saban hari menyiapkan sarapan gratis ini? Dialah Drs. H. Suratto Siswodihardjo, warga Cikeas, pemilik Sekolah Alam Cikeas dan Rumah Sehat Cikeas.

Kepada wartajabar.net Haji Suratto mengatakan tujuan SPG adalah murni sedekah darinya dan keluarga. Kegiatan ini dimulai 10 hari setelah Idul Fitri 2024.

“Dulu 100 bungkus, sekarang tambah 100 lagi dari anak saya. Jadi total 200 bungkus. Niat kami bantu orang meski sedikit. Bagi kami lebih baik sedikit tapi rutin daripada banyak tapi hanya sekali,” kata Haji Suratto yang semula menolak diwawancarai wartajabar.net karena takut riya.

Sudah tentu SPG ini banyak membantu warga sekitar. Salah satunya Wartini, warga Desa Nagrak, Kec. Gunung Putri.

“Alhamdulillah dengan adanya pembagian nasi bungkus ini cukup membantu kami. Semoga Pak Ratto banyak rejekinya,” kata Wartini.

Hal yang sama diungkapkan Sanah, warga Nagrak, yang juga pemanfaat SPG. “Terima kasih Pak Suratto, semoga barokah,” kata Sanah.

Maysaroh.

 

Adalah Maysaroh, warga Desa Wanaherang, Kec. Gunung Putri, yang juga menerima berkah program SPG. May–sapaan Maysaroh–yang setiap hari masak dan menyiapkan nasi bungkus ini.

Wanita berusia 42 tahun ini sudah sejak pukul 02.00 sudah bangun dan mulai sibuk di dapurnya. Dibantu seorang anaknya. Pukul 07.00 nasi sedekah sudah siap diantar.

“Alhamdulillah, dari keperyaan Pak Haji Suratto ini cukup untuk menghidupi keluarga kami. Sebelumnya Pak Haji Ratto bilang dari nasi bungkus ini bisa untuk nafkahi keluarga saya. Saya berterima kasih sekali,” katanya.

Suami May, Yayan Suryana, meninggal dunia sebulan lalu. Usia Yayan 45 tahun ketika meninggal mendadak. Haji Suratto datang melayat. Anak May tiga orang, yang sulung sudah kuliah semester 6 di Universitas Djuanda, Bogor.

Sementara Heni Sumarni, koordinator lapangan SPG, sehari-hari pengatur kendaraan pengantar siswa Sekolah Alam Cikeas. Heni menjadi koordinator tanpa bayaran alias relawan. Setiap pagi tugas Heni menyiapkan lapak dan mendistribusikan nasi dengan dibantu relawan lain.

“Saya diminta Pak Haji Suratto membantu SPG. Saya tidak berharap imbalan materi. Tapi setiap ketemu Pak Haji Ratto selalu selembar dua lembar diberi ke saya. Lebaran kemarin juga diberi uang dan bingkisan,” kata Heni yang sudah 9 tahun mengatur kendaraan di Sekolah Alam Cikeas ini.(bud)

RELATED POSTS
FOLLOW US