DEPOK – Komunitas Bakul Budaya FIB UI berkolaborasi dengan Mahasiswa Pencinta Alam UI (Mapala UI) mengadakan program konservasi alam berupa workshop pembuatan cairan ecoenzyme dan penuangan eco enzyme ke Danau Kenanga di sekitar Balairung Universitas Indonesia, Depok, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian acara UIOR 2024 (Universitas Indonesia Reorienteering 2024). UIOR 2024 diadakan dalam rangka memperingati 60 tahun Hari Lahir Mapala UI.
Bakul Budaya dipercaya untuk memimpin workshop pembuatan ecoenzyme bagi para peserta UIOR 2024.
Bakul Budaya yang merupakan komunitas berbasis seni tradisi Nusantara dan konservasi lingkungan yang lahir dari Iluni FIB UI menurunkan sejumlah volunteer seperti Santi Basuki, Widianti Kamil, Nismawati, Ayie Sri Suminar, Gunawan Wicaksono, Abrar Husin, dan Mohammad Rifa’I untuk melatih peserta yang berasal dari dalam dan luar negeri, seperti Jepang, Malaysia, dan Hong Kong.
Pembuatan ecoenzyme hari itu sebanyak 60 liter yang dibagi menjadi dua jeriken besar. Bahan-bahan dasar pembuatan ecoenzyme adalah limbah buah-buahan dan sayur-sayuran yang difermentasi dengan molase dan nantinya disimpan selama 3 bulan hingga nantinya dipanen menjadi ecoenzyme yang siap digunakan untuk bahan memperbaiki kualitas air danau.
Karena ecoenzyme yang diproduksi hari ini baru bisa dipanen 3 bulan mendatang, maka untuk penuangan ke Danau Kenanga Bakul Budaya menyiapkan cairan ecoenzyme yang sudah jadi hasil dari produksi di ajang Sedekah Hutan 2023
untuk dituangkan ke danau bersama-sama.
“Bakul Budaya merasa senang sekali dapat berkolaborasi dengan Mapala UI yang mengadakan UIOR 2024 dalam rangka 60 tahun Mapala UI, karena ada semangat konservasi lingkungan di acara tersebut. Hal itu sesuai dengan salah satu misi Bakul Budaya, yaitu Merawat Bumi melalui Gerakan Ramah dari Rumah yang memang sedang digalakkan selama ini. Salah satunya adalah dengan memilah sampah dari buah-buahan menjadi cairan ecoenzym yang mempunyai banyak manfaat, baik bagi kehidupan sehari-hari maupun untuk memperbaiki kualitas air danau,” ujar Ketua Umum Bakul Budaya, Dewi Fajar Marhaeni.
“Kami juga turut belajar untuk membuat eco-enzyme dan menuangkannya di Danau Kenanga sebagai upaya penggunaan kembali bahan dasar organik. Selain itu, manfaat dari eco-enzyme menurut kami tidak kalah menarik dari hal-hal yang sedang tren pada masa kini sehingga suatu kebanggaan bagi kami dapat membersamai Bakul Budaya untuk menyebarluaskan kebaikan yang bermanfaat melalui sosialisasi eco-enzyme. Semoga setiap kegiatan kita terus dapat berdampak baik demi merawat bumi,” ujar M. Fikra Alfath F, Ketua Mapala UI.
(-Humas Bakul Budaya-)