Penulis Pulo Lasman Simanjuntak
Lari meninggalkan perbuatan kejahatan, boleh juga dikatakan kita tidak ikut melakukan kejahatan. Namun, sayangnya di zaman sekarang ini banyak orang-orang–bahkan ada jemaat Tuhan–sudah tahu perbuatan itu jahat masih juga melakukannya,.
Bahkan menikmati perbuatan jahat tersebut seperti di dalam Perjanjian Lama ada kisah Yusuf yang lari dari perbuatan jahat. Ketika isteri Potifar merayu Yusuf untuk melakukan kejahatan perselingkuhan dosa.
Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorang pun tidak ada di rumah. Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata : “Marilah tidur dengan aku.” Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar. (Kejadian 39: 11-12)
Yusuf tidak ingin terjebak di dalam kejahatan dosa, ia belari meninggalkan isteri Potifar. Padahal rumah itu sepi, tidak ada orang dan Yusuf-lah yang dipercaya berkuasa atas rumah itu dan segala isinya.
Jika Yusuf ingin mengikuti hawa nafsu jahatnya boleh saja dia lakukan, karena isteri Potifar sangat suka kepada Yusuf. Namun, Yusuf berlari meninggalkan perbuatan jahat itu. Yusuf tidak mau mencemarkan dirinya dan terjatuh di dalam perbuatan kejahatan, dosa.
Bagaimana dengan kita yang hidup di zaman sekarang ini apakah kita berani meninggalkan kejahatan dosa?
Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. (Amsal 28:13).
Dosa, Kejahatan ada di mana-mana, dan boleh terjadi bila saja. Jika kita mengatakan kita tidak pernah berbuat kejahatan maka kita telah membohongi diri kita sendiri, terlebih-lebih membohongi Tuhan.
Mari kita berusaha belajar meninggalkan kejahatan karena Tuhan tidak ingin kita hidup menikmati Kejahatan yang kita perbuat.
Kita memang masih hidup di dalam kedagingan yang setiap waktu boleh jatuh di dalam kejahatan dosa, tetapi tidak ada salahnya kita belajar meninggalkan Kejahatan atau belajar tidak hidup di dalam kejahatan.
Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. (Yehezkiel 18: 21).
Amin. Tuhan Yesus Memberkati.
Pulo Lasman Simanjuntak adalah seorang rohaniawan berasal dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jatinegara, Jakarta Timur. Beberapa tahun sempat memegang jabatan sebagai anggota majelis gereja, serta penatua jemaat (ketua sidang). Dan, pada tahun 2025 ini dipercayakan menjadi pelayan gereja DIAKON di GMAHK Jatinegara, Jakarta Timur. Selain itu sebagai Guru Sekolah Sabat (SS) atau Guru Injil. Di luar gereja dikenal sebagai penyair dan pewarta. Bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.