
Film horor terbaru dari rumah produksi Motion Brother Studio berjudul “Dendam dalam Dosa” siap tayang di layar lebar Indonesia mulai 10 April 2025 di jaringan bioskop Sam’s Studio.
Film ini akan tayang serentak di 16 lokasi yaitu SAM’S Studios Cianjur, SAM’S Studios Cibadak, SAM’S Studios Gombong, SAM’S Studios Indramayu, SAM’S Studios Jalur, SAM’S Studios Klaten, SAM’S Studios Kediri, SAM’S Studios Nganjuk, SAM’S Studios Pekalongan, SAM’S Studios Pemalang, SAM’S Studios Probolinggo, SAM’S Studios Salatiga, SAM’S Studios Solo, SAM’S Studios Subang, SAM’S Studios Ungaran, SAM’S Studio Cianjur.
Film ini tidak hanya menawarkan alur cerita yang mencekam, tetapi juga menampilkan keindahan alam Majalengka, seperti terasering Panyaweuyan, Danau Situ Cipanteun, Paralayang Majalengka , sebagai latar yang kontras dengan nuansa horor yang dihadirkan.
Salah satu elemen istimewa dalam film ini adalah kehadiran musik tema yang merupakan karya terakhir dari Areng Widodo, seorang maestro musik Indonesia yang telah berpulang pada 31 Oktober 2019. Lagu tema film ini dibawakan oleh Devi Sukistyowati, menambah kedalaman emosi dan atmosfer mistis dalam film.

Areng Widodo lahir di Yogyakarta pada 14 Desember 1956. Areng Widodo memulai karier seninya bersama Bengkel Teater WS Rendra, mendalami seni teater, tari Jawa, dan gamelan. Perjalanan musiknya membawanya bergabung dengan beberapa band rock seperti Voodoo Child dan Golden Wings, yang memperkaya pengalamannya di dunia musik.
Sebagai pencipta lagu, Areng dikenal melalui karya-karya fenomenal seperti “Syair Kehidupan” yang dipopulerkan oleh Achmad Albar, dan “Jarum Neraka” yang melambungkan nama Nicky Astria. Kolaborasinya dengan gitaris Ian Antono menghasilkan sejumlah lagu rock yang menjadi ikon pada masanya.
Di ranah perfilman, Areng memulai debutnya sebagai penata musik dalam film “Tujuh Wanita” pada 1981. Dedikasinya membuahkan penghargaan Piala Citra sebagai Penata Musik Terbaik pada Festival Film Indonesia 1990 melalui film “Jangan Renggut Cintaku”. Ia juga menerima nominasi serupa untuk film-film seperti “Malioboro” (1989), “Lagu untuk Seruni” (1991) dan “Boss Carmad” (1991).
Pertemuannya dengan maestro biola Idris Sardi memberikan inspirasi mendalam bagi Areng. Setelah Idris meraih Piala Citra untuk musik film “Pacar Ketinggalan Kereta”, Areng memberikan selamat dan mendapat respons yang memotivasinya untuk terus berkarya.
Idris mengatakan, “Ini yang namanya Areng? Kamu tidak hebat, tapi juga tidak jelek. Yang saya suka, kamu membuat musik tidak seperti saya atau yang lainnya. Tahun depan pasti kamu yang menang.” Kata-kata ini menjadi pendorong bagi Areng untuk terus berinovasi dalam bermusik.(di kutip dari Wikipedia).
“Dendam dalam Dosa” tidak hanya menjadi sajian horor yang menegangkan, tetapi juga menjadi penghormatan atas dedikasi dan warisan musik Areng Widodo. Kehadiran karyanya dalam film ini menjadi penutup manis perjalanan kariernya, meninggalkan jejak abadi dalam industri musik dan perfilman Indonesia.
Semoga Areng Widodo mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan karyanya terus menginspirasi generasi mendatang. Aamiin. (Official Trailer Film Dendam Dalam Dosa https://youtu.be/Jm2gQNTtVyM. ) ( Witaka)